Contoh soal hots pilihan ganda ekonomi kelas x semester 2

Contoh soal hots pilihan ganda ekonomi kelas x semester 2

Mengasah Kemampuan Berpikir Kritis: Contoh Soal HOTS Pilihan Ganda Ekonomi Kelas X Semester 2

Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya pengembangan Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada peserta didik. Ini berarti tidak hanya menguji kemampuan menghafal fakta, tetapi juga kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan solusi. Dalam mata pelajaran Ekonomi kelas X semester 2, konsep-konsep yang diajarkan seringkali bersifat dinamis dan memerlukan pemahaman mendalam untuk dapat menerapkannya dalam berbagai konteks.

Artikel ini akan membahas beberapa contoh soal HOTS pilihan ganda yang dirancang untuk menguji pemahaman siswa kelas X semester 2 terhadap materi ekonomi. Soal-soal ini tidak hanya menguji pengetahuan, tetapi juga mendorong siswa untuk berpikir kritis, menghubungkan berbagai konsep, dan menarik kesimpulan logis.

Contoh soal hots pilihan ganda ekonomi kelas x semester 2

Mengapa HOTS Penting dalam Ekonomi?

Ekonomi adalah ilmu sosial yang mempelajari bagaimana individu, organisasi, dan masyarakat membuat pilihan dalam menghadapi kelangkaan. Sifat ekonomi yang dinamis, dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal, menuntut kemampuan berpikir yang adaptif. Siswa perlu dilatih untuk:

  • Menganalisis: Memecah masalah ekonomi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, mengidentifikasi hubungan sebab-akibat, dan mengenali pola.
  • Mengevaluasi: Menilai argumen ekonomi, membandingkan berbagai solusi, dan membuat keputusan berdasarkan bukti dan kriteria yang relevan.
  • Menciptakan: Merancang solusi untuk masalah ekonomi, memprediksi dampak kebijakan, dan mengembangkan strategi.

Soal HOTS dirancang untuk mendorong siswa melakukan hal-hal tersebut, bukan sekadar mengingat definisi atau rumus.

Materi Ekonomi Kelas X Semester 2 yang Relevan untuk Soal HOTS

Semester 2 kelas X biasanya mencakup topik-topik seperti:

  1. Konsep Uang dan Perbankan: Fungsi uang, jenis uang, sejarah uang, lembaga keuangan (bank umum, bank sentral, bank perkreditan rakyat), produk perbankan, peran bank sentral.
  2. Peran Pelaku Ekonomi: Rumah tangga, perusahaan, pemerintah, masyarakat luar negeri, serta interaksi mereka dalam perekonomian (arus barang dan uang).
  3. Kebijakan Fiskal dan Moneter: Instrumen kebijakan fiskal (pajak, belanja negara), instrumen kebijakan moneter (tingkat bunga, operasi pasar terbuka, cadangan wajib), tujuan kebijakan fiskal dan moneter.
  4. Perdagangan Internasional: Konsep perdagangan internasional, manfaat, hambatan, kebijakan perdagangan internasional (proteksionisme, liberalisme), neraca perdagangan.
  5. Inflasi: Konsep inflasi, penyebab inflasi, dampak inflasi, cara mengatasi inflasi.

Mari kita lihat contoh soal HOTS pilihan ganda yang menguji pemahaman mendalam pada beberapa topik di atas.

>

Contoh Soal HOTS Pilihan Ganda Ekonomi Kelas X Semester 2

Soal 1: Konsep Uang dan Perbankan

Seorang pengusaha kecil di kota yang sedang berkembang menghadapi tantangan dalam mengembangkan usahanya. Ia membutuhkan modal tambahan untuk membeli mesin baru yang lebih efisien. Ia sudah mencoba meminjam dari kerabatnya, namun dana yang tersedia masih belum mencukupi. Ia kemudian mempertimbangkan untuk mengajukan pinjaman ke bank.

Dalam konteks ini, lembaga keuangan yang paling relevan untuk membantu pengusaha tersebut adalah…

A. Bank Indonesia, karena berperan sebagai pengatur peredaran uang.
B. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), karena fokus melayani usaha kecil dan menengah.
C. Bank Sentral, karena merupakan lembaga tertinggi dalam sistem keuangan.
D. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), karena fokus pada kegiatan ekspor.
E. Koperasi Simpan Pinjam, karena memberikan pinjaman dengan bunga rendah.

Analisis Soal HOTS:

Soal ini meminta siswa untuk menganalisis situasi yang dihadapi pengusaha dan menghubungkannya dengan fungsi dan karakteristik lembaga keuangan. Siswa tidak hanya diminta menyebutkan jenis bank, tetapi harus memahami siapa yang dilayani oleh masing-masing lembaga.

  • Opsi A (Bank Indonesia): Bank Indonesia adalah bank sentral yang berperan menjaga stabilitas moneter dan sistem keuangan, bukan memberikan pinjaman langsung kepada individu atau pengusaha kecil.
  • Opsi B (BPR): Bank Perkreditan Rakyat (BPR) memang didirikan untuk melayani kebutuhan permodalan bagi usaha kecil, menengah, dan mikro di daerahnya. Ini sangat cocok dengan situasi pengusaha tersebut.
  • Opsi C (Bank Sentral): Sama seperti opsi A, bank sentral memiliki fungsi makroekonomi, bukan mikro.
  • Opsi D (LPEI): LPEI fokus pada pembiayaan kegiatan ekspor dan impor, yang tidak relevan dengan kebutuhan pengusaha untuk membeli mesin baru.
  • Opsi E (Koperasi Simpan Pinjam): Koperasi simpan pinjam memang bisa menjadi alternatif, namun BPR secara spesifik didesain untuk melayani kebutuhan permodalan usaha di tingkat lokal, seringkali dengan jangkauan dan skala yang lebih besar dibandingkan koperasi simpan pinjam untuk pengusaha yang membutuhkan modal tambahan untuk investasi mesin.

Jawaban yang Tepat: B

>

Soal 2: Peran Pelaku Ekonomi

Perhatikan diagram sederhana arus lingkaran kegiatan ekonomi berikut:

Berdasarkan diagram tersebut, apabila pemerintah memutuskan untuk menaikkan pajak penghasilan bagi rumah tangga dan meningkatkan subsidi bagi perusahaan, dampaknya terhadap arus barang dan jasa serta arus uang dalam perekonomian adalah…

A. Arus barang dan jasa akan meningkat, dan arus uang akan menurun.
B. Arus barang dan jasa akan menurun, dan arus uang akan meningkat.
C. Arus barang dan jasa akan meningkat, dan arus uang akan meningkat.
D. Arus barang dan jasa akan menurun, dan arus uang akan menurun.
E. Arus barang dan jasa akan tetap, sementara arus uang akan berubah tergantung pada respons perusahaan.

Analisis Soal HOTS:

Soal ini menguji kemampuan siswa untuk menganalisis dampak kebijakan pemerintah terhadap interaksi antar pelaku ekonomi yang digambarkan dalam diagram arus lingkaran. Siswa harus memahami bagaimana perubahan pendapatan dan biaya produksi mempengaruhi permintaan dan penawaran.

  • Pajak Penghasilan bagi Rumah Tangga naik: Ini akan mengurangi pendapatan disposabel rumah tangga. Dengan pendapatan yang lebih sedikit, daya beli rumah tangga akan menurun, yang berakibat pada penurunan permintaan barang dan jasa. Ini akan menurunkan arus barang dan jasa serta arus uang dari rumah tangga ke perusahaan.
  • Subsidi bagi Perusahaan naik: Ini akan mengurangi biaya produksi perusahaan. Perusahaan mungkin akan termotivasi untuk meningkatkan produksi atau menurunkan harga jual. Namun, dampak utama dari penurunan permintaan rumah tangga cenderung lebih dominan dalam jangka pendek. Jika subsidi ini digunakan untuk investasi, dampaknya baru terasa di masa depan. Dalam konteks arus barang dan jasa serta arus uang saat ini, penurunan permintaan rumah tangga akan lebih berpengaruh.

Dengan penurunan permintaan dari rumah tangga, perusahaan akan cenderung mengurangi produksi, yang berarti arus barang dan jasa yang ditawarkan juga akan menurun. Akibatnya, arus uang yang diterima perusahaan dari penjualan barang dan jasa juga akan menurun.

  • Opsi A, C, E: Salah karena tidak mempertimbangkan penurunan daya beli rumah tangga.
  • Opsi B: Sesuai dengan analisis di atas. Penurunan pendapatan rumah tangga mengurangi permintaan, yang berdampak pada penurunan arus barang/jasa dan arus uang.
  • Opsi D: Mungkin terjadi jika dampak subsidi sangat minimal dan penurunan pendapatan rumah tangga sangat signifikan. Namun, secara umum, subsidi bertujuan menstimulasi, sehingga penurunan arus barang dan jasa serta arus uang lebih mungkin terjadi akibat daya beli yang menurun.

Jawaban yang Tepat: B

>

Soal 3: Kebijakan Fiskal dan Moneter

Bank Indonesia mengamati bahwa tingkat inflasi di Indonesia cenderung meningkat akibat peningkatan permintaan agregat yang melebihi kemampuan produksi. Untuk meredam laju inflasi, Bank Indonesia berencana untuk melakukan beberapa tindakan.

Tindakan yang paling tepat dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi tersebut adalah…

A. Menurunkan tingkat suku bunga acuan (BI Rate).
B. Menjual surat berharga negara (SBN) di pasar terbuka.
C. Menurunkan rasio cadangan wajib minimum (GWM).
D. Meningkatkan belanja pemerintah untuk proyek infrastruktur.
E. Memberikan insentif pajak kepada perusahaan.

Analisis Soal HOTS:

Soal ini menguji pemahaman siswa tentang instrumen kebijakan moneter dan bagaimana instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengendalikan inflasi yang disebabkan oleh permintaan agregat yang berlebihan. Siswa harus mengetahui efek dari setiap instrumen terhadap jumlah uang beredar.

  • Inflasi akibat permintaan agregat berlebih: Ini berarti terlalu banyak uang "mengejar" terlalu sedikit barang. Solusinya adalah mengurangi jumlah uang beredar atau mengerem permintaan.
  • Opsi A (Menurunkan suku bunga acuan): Menurunkan suku bunga acuan akan membuat biaya pinjaman menjadi lebih murah. Ini akan mendorong masyarakat dan perusahaan untuk meminjam lebih banyak, meningkatkan investasi dan konsumsi, yang justru akan menambah permintaan agregat dan memperburuk inflasi.
  • Opsi B (Menjual surat berharga negara): Ketika Bank Indonesia menjual SBN, masyarakat dan bank akan membeli SBN tersebut. Uang yang tadinya beredar di masyarakat akan masuk ke kas Bank Indonesia. Ini akan mengurangi jumlah uang beredar di perekonomian, sehingga mengerem permintaan agregat dan membantu menurunkan inflasi.
  • Opsi C (Menurunkan rasio cadangan wajib): Menurunkan GWM berarti bank umum memiliki lebih banyak dana yang bisa dipinjamkan kepada masyarakat. Ini akan meningkatkan jumlah uang beredar dan dapat memperburuk inflasi.
  • Opsi D (Meningkatkan belanja pemerintah): Ini adalah instrumen kebijakan fiskal, bukan moneter. Peningkatan belanja pemerintah justru akan menambah permintaan agregat dan dapat memperparah inflasi.
  • Opsi E (Memberikan insentif pajak): Ini juga instrumen kebijakan fiskal. Insentif pajak kepada perusahaan dapat mendorong investasi, yang jika tidak dikelola dengan baik dapat menambah permintaan agregat.

Jawaban yang Tepat: B

>

Soal 4: Perdagangan Internasional

Sebuah negara produsen kopi ingin meningkatkan ekspornya ke negara lain. Namun, negara tujuan ekspor menerapkan kebijakan tarif yang tinggi untuk produk kopi dari negara tersebut, yang membuat harga kopi menjadi tidak kompetitif di pasar internasional.

Kebijakan negara tujuan ekspor yang disebutkan di atas adalah contoh dari…

A. Kuota impor, karena membatasi jumlah barang yang masuk.
B. Subsidi ekspor, karena bertujuan membantu produsen lokal.
C. Embargo, karena melarang impor produk tertentu.
D. Tarif impor (bea masuk), karena mengenakan biaya tambahan atas barang impor.
E. Devaluasi, karena menurunkan nilai tukar mata uang.

Analisis Soal HOTS:

Soal ini menguji kemampuan siswa untuk mengidentifikasi jenis kebijakan perdagangan internasional berdasarkan deskripsi dampak yang ditimbulkannya. Siswa perlu memahami tujuan dan mekanisme dari setiap kebijakan.

  • Deskripsi: "menerapkan kebijakan tarif yang tinggi untuk produk kopi… membuat harga kopi menjadi tidak kompetitif".
  • Opsi A (Kuota impor): Kuota impor adalah pembatasan jumlah barang yang dapat diimpor, bukan penetapan harga.
  • Opsi B (Subsidi ekspor): Subsidi ekspor adalah bantuan pemerintah kepada produsen dalam negeri untuk meningkatkan daya saing ekspor mereka, bukan hambatan dari negara tujuan.
  • Opsi C (Embargo): Embargo adalah larangan total terhadap perdagangan suatu barang atau dengan negara tertentu.
  • Opsi D (Tarif impor): Tarif impor adalah pajak yang dikenakan pada barang yang diimpor. Tujuan utamanya seringkali adalah untuk melindungi industri dalam negeri dengan membuat barang impor menjadi lebih mahal, sehingga mengurangi daya saingnya dan membuat produk dalam negeri lebih menarik. Ini sangat sesuai dengan deskripsi soal.
  • Opsi E (Devaluasi): Devaluasi adalah penurunan nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Devaluasi justru bisa membuat ekspor menjadi lebih murah dan kompetitif, bukan sebaliknya.

Jawaban yang Tepat: D

>

Soal 5: Inflasi

Sebuah negara mengalami lonjakan harga barang-barang kebutuhan pokok secara terus-menerus dalam beberapa bulan terakhir. Fenomena ini menyebabkan daya beli masyarakat menurun drastis karena jumlah uang yang dimiliki masyarakat tidak lagi mampu membeli barang sebanyak sebelumnya.

Berdasarkan deskripsi tersebut, kondisi ekonomi yang dialami negara tersebut adalah…

A. Deflasi, karena daya beli masyarakat meningkat.
B. Stagflasi, karena pertumbuhan ekonomi stagnan disertai inflasi.
C. Resesi, karena terjadi penurunan output ekonomi secara signifikan.
D. Inflasi, karena terjadi kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus.
E. Hiperinflasi, karena kenaikan harga sangat cepat dan tidak terkendali.

Analisis Soal HOTS:

Soal ini meminta siswa untuk mengidentifikasi jenis fenomena ekonomi berdasarkan ciri-ciri yang diberikan. Siswa harus mampu membedakan antara inflasi, deflasi, stagflasi, resesi, dan hiperinflasi.

  • Ciri-ciri: "lonjakan harga barang-barang kebutuhan pokok secara terus-menerus", "daya beli masyarakat menurun drastis", "jumlah uang tidak mampu membeli barang sebanyak sebelumnya".
  • Opsi A (Deflasi): Deflasi adalah penurunan harga barang dan jasa, yang justru meningkatkan daya beli. Ini berlawanan dengan deskripsi.
  • Opsi B (Stagflasi): Stagflasi memang melibatkan inflasi, tetapi ciri utamanya adalah pertumbuhan ekonomi yang stagnan atau bahkan negatif. Soal ini lebih fokus pada kenaikan harga dan penurunan daya beli tanpa menyebutkan kondisi ekonomi secara makro (pertumbuhan).
  • Opsi C (Resesi): Resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan, biasanya diukur dari penurunan PDB. Meskipun inflasi tinggi bisa menyertai resesi, fokus soal ini adalah pada kenaikan harga.
  • Opsi D (Inflasi): Inflasi didefinisikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu, yang mengakibatkan penurunan daya beli uang. Ini sangat sesuai dengan deskripsi.
  • Opsi E (Hiperinflasi): Hiperinflasi adalah inflasi yang sangat tinggi dan tidak terkendali (biasanya di atas 50% per bulan). Deskripsi "lonjakan harga secara terus-menerus" dan "menurun drastis" mengarah pada inflasi, tetapi tidak secara eksplisit menunjukkan tingkat keparahan yang ekstrem seperti hiperinflasi. Tanpa informasi kuantitatif, "inflasi" adalah jawaban yang paling tepat.

Jawaban yang Tepat: D

>

Kesimpulan

Soal-soal HOTS pilihan ganda ini dirancang untuk mendorong siswa berpikir lebih dalam, menghubungkan konsep, dan menerapkan pengetahuan ekonomi dalam berbagai skenario. Dengan terus berlatih mengerjakan soal-soal semacam ini, siswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan analisis, evaluasi, dan pemecahan masalah yang krusial dalam memahami dunia ekonomi yang kompleks.

Mempersiapkan diri menghadapi soal HOTS bukan hanya tentang menguasai materi, tetapi juga tentang melatih cara berpikir. Dengan pemahaman yang kuat terhadap konsep-konsep dasar dan kemampuan menerapkan dalam konteks yang berbeda, siswa akan lebih siap menghadapi tantangan akademik dan dunia nyata.

>

Share your love

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *